Sabtu, 27 Desember 2014

Langit Kemarin Malam

google.image 

ih, udah hampir satu minggu, hujan terus-terusan turun gak kenal capek. begitu juga dengan hari ini hujan gak berhenti dari pagi sampe jelang isya. tapi akibatnya udara jadi lumayan sejuk. dan aku manfaatin untuk satu kebiasaanku kalau pulang ke rumah. duduk di balkon sambil bawa secangkir kopi item favorit ayahku, juga gitar tua punya kakakku. di balkon itu dimana aku bisa nyanyi puas sendirian tanpa ada orang yang bisa mendengar dan menilaiku ;P

langit waku itu masih mendung, gak ada satupun benda langit  yang keliatan, bahkan bulan. sampai tengah malam, satu titik terang muncul. itu si planet gas raksasa, jupiter. dia muncul sendirian tanpa gentar menjelma bintang yang paling terang (kalau planet, cahayanya gak akan berkedip seperti bintang) dan kemunculannya berhasil mengusir awan-awan kumulus di atmosfer. gak lama kemudian, bermunculan bintang yang lain satu demi satu.

pertunjukan pun dimulai: bintang-bintang mulai bermunculan di konstelasinya masing-masing, berlomba menjadi yang paling terang, menjadi yang paling cantik dan elok sejagat. dan mencoba curi perhatianku. bulan yang tidak merias diri dengan baik berada di sudut elongasi 90 derajat tampil setengah lingkaran, di rasi gemini ada castor dan pollux, anak-anak zeus yang diabadikannya di langit, regulus menjadi andalan di rasi leo yang bisa 160 kali lebih terang dari matahari kita, dan satu lagi, alphard namanya, di rasi hydra, mengedipkan mata genitnya kepadaku.

obengplus.com

dari semua itu gak ada yang lebih menggodaku: tiga bintang yang berdiri sejajar di rasi orion. mereka yang sangat mudah kita kenali, pasti kamu sering melihatnya. bisa diliat di gambar, bintang yang di tengah itu alnilam namanya, menurut studi, alnilam berpotensi meledakan dirinya menjadi supernova jutaan tahun kedepan. yang di atas, adalah mintaka. oleh astrolog mintaka dianggap sebagai tanda keberuntungan. jaraknya hampir seribu tahun cahaya dari bumi. yang terakhir, alnitak namanya. bintang yang besarnya 20 kali dari matahari kita ini, menurut mitologi mesir, sekarang menjadi tempat tinggal osiris.

tiga bintang itu yang paling aku inget namanya. karena mereka sejajar, seperti tiga orang yang bersaudara dekat, gak terpisahkan. khusus untuk alnilam, banyak yang gak tau kalau dia itu adalah dalam daftar 30 bintang yang paling terang. emang sih dia terlihat seperti yang biasa aja, agak redup. tapi kalau semua bintang diliat dari jarak yang sama, alnilam akan terlihat lebih elok dan termasuk yang paling pandai bersolek dari pada bintang disekitarnya. kayaknya dia cuman sedikit merendah hati, dan gak mau terlihat sombong ;P

masih banyak bintang lainnya yang bermunculan tengah malam itu. sayangnya aku gak hafal nama-nama mereka, mereka terlalu banyak, dan alam semesta terlalu luas. luasnya sampai membuat aku jadi merasa kecil di dunia ini. tapi, dari buku yang aku baca, justru kita harus berfikir sebaliknya. kita harus merasa besar, sebesar semesta. karena kita adalah semesta itu sendiri, bukan? kapan-kapan aku coba nulis lagi tentang bintang yang lain, sambil belajar.

ayo, lanjutin main gitarnya. dari kunci C lagu across the universe dari beatles.

Minggu, 30 November 2014

Fiksi: Si Rumit [9]


aroma kopi hitam menusuk hidung di dalam kamar ku, begitu juga asap rokok yang terperangkap dalam kamarku yag kecil ini. jam antik di kamarku gak berfungsi dari setahun lalu, tapi waktu masih berjalan terus dari jutaan tahun lalu. sekarang jam sepuluh malem tanggal tiga puluh november, dan aku khawatir gak bisa tidur lagi, besok kuliah jam delapan pagi. yaudah, buat kali ini aja minum obat tidur biar ngantuk. biar bisa lelap.

sebelum tidur, seperti yang gak pernah absen. si rumit harus hadir mata kuliah wajib di dalam kepalaku. minimal tiga sks sampe aku tertidur hari itu. aku heran, tanpa sadar aku udah duduk di kursi warung kopi yang bagus. sambil baca buku knut hamsun, judulnya lapar. tanpa diminta, tiba-tiba si rumit datang nyamperin aku yang duduk sendiri. sambil posisikan dirinya duduk disampingku, dia tersenyum, cantik. dan aku kaget dia pesen kopi yang sama denganku.

saat itu dia pake kerudung warna biru, kemeja merah muda dan rok panjang warna pastel. ingin sekali aku menyanjungnya tapi mulutku cuman bisa diam dan tersenyum sedikit. aku tanya dia "ada apa kesini?" dia balas jawab "katanya kamu mau cerita, kang?" memang, akhir-akhir ini, aku pengen banget cerita tentang mulai dari 'isi perut bumi dan apa yang ada di atas langit'. tapi gak tau ke siapa, cuman pengen ke dia, ke si rumit.

sebelum ini, beberapa kali aku udah tanya dia, punya waktu gak untuk makan siang berdua dan ngasi tau kalau aku pengen cerita. tapi dia gak pernah bisa, atau dia memang menghindar. ah, biar. aku gak punya alesan untuk nuntut dia denger ceritaku, lagi pula apa peduli dia. tapi, di warung kopi itu. dia ikhlas denger semua ceritaku, gak bicara satu kata pun, pandangi aku, membiarkan aku cerita semuanya. dia berhasil meneduhkanku. menghilangkan kekhawatiranku.


kopi digelas kami sudah habis. aku pandangi mata dia. tapi, tiba-tiba kami berdua udah ada di bandara, ada juga orang tuaku disitu. aku baca tiket pesawatku. ternyata, aku mau terbang ke norwegia. dan itu adalah momen perpisahanku. bawaanku banyak sekali. seperti mau pindah rumah. sebelum aku check in, si rumit datang hampiri aku, satu kalimat yang aku ingat: "kamu itu kupu-kupu di dalam kamarku, terbanglah jauh keluar jendela kamar, kejarlah fakta-fakta dunia sebelum kamu kembali. jangan lupa untuk ingat tuhanmu." dia gak nangis karena aku pergi, dia tersenyum, orangtuaku juga.

hari pertamaku di norwegia, aku ada di kelas di kampus yang mirip istana, dengan beberapa orang asing yang gak aku kenal. di depan berdiri ibu-ibu seperti dosen dengan bahasa ingrisnya yang fasih bilang: "welcome students, today our first lesson is about 'to be born again'." pelajaran baru dimulai, tapi aku tiba-tiba lagi udah ada di dalam trem, trem itu seperti kereta kecil dalam kota. aneh, aku ketakutan disitu, aku cuman pengen pulang, pengen ketemu si rumit.


dan.......
tiba-tiba aku kebangun, udah jam setengah delapan pagi! aku harus kuliah. sial, semua cuman mimpi! tapi itu mimpi yang keren. mungkin ada hubungannya dengan realita. aku emang punya banyak cerita untuk si rumit. tapi dia agak sibuk dengan kuliahnya. selalu gak jadi ketemu. walaupun semalem aku udah cerita semuanya ke si rumit dalam mimpi. bener-bener cerita yang persis yang pengen aku ceritain ke dia! tapi aku belum lega, karena itu cuman dalam mimpi.

dan kenapa harus norwegia? aku gak tau, aku emang punya keinginan kuliah di luar negeri. mungkin mimpi semalem aku jadiin satu motivasi khusus kalau aku harus bisa sampai ke ujung dunia, aku mau terus belajar mengejar fakta-fakta dunia, seperti kata si rumit dalam mimpiku semalem. walaupun semua cuman mimpi, tapi untuk si rumit aku pengen bilang: terima kasih, udah mau denger ceritaku, mungkin lain kali harus beneran, bukan cuman di mimpi.

berkat freud, sekarang aku tau apa makna mimpiku itu, dan mimpi-mimpi lainnya. mimpi itu cuman interpretasi dari hal-hal yang gak sempat kita ungkapkan secara verbal atau aksi dalam kehidupan nyata saat kita terjaga. karena kata freud, secara gak sadar kita selalu berusaha mewujudkan keinginan dan hasrat yang sulit kita ungkapkan di kehidupan nyata dengan cara memunculkan keinginan itu dalam bentuk mimpi saat kita tertidur (auliafairuz.blogspot.com)

Sabtu, 29 November 2014

Be Brave


Gusti Allah Tidak Ndeso (Kampungan)


Sumber: addinie.wordpress.com

Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun:

"Cak Nun," kata sang penanya, "Misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke masjid untuk shalat jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantar tukang becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang sampeyan pilih?"

Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan."
"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya.
"Ah, mosok Gusti Allah ndeso (kampungan) gitu," jawab Cak Nun.

"Kalau saya memilih shalat jumat, itu namanya mau masuk surga tidak ngajak-ngajak," katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point pribadi,"

Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong, Tuhan tidak berada di masjid, melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang.

Kata Tuhan:

Kalau engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu.

Kalau engkau menegur orang yang keseipan, Akulah yang kesepian itu.

Kalau engkau memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.

Seraya bertanya balik, Cak Nun berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana dari tiga orang ini:

Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.

Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran, menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya raya, pelit, dan mengobarkan semangat permusuhan.

Ketiga, orang yang tidak shalat, tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang?"

"Kalau saya," ucap Cak Nun, memilih orang ketiga.

Kalau korupsi uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid.

Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi menginjka-injaknya.

Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal, tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya sembahyang dan membaca al-quran.

Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya. Standar kesalehan seseorang tidak melulu diliat dari banyaknya dia hadir di kebaktian atau misa. Tolak ukur kesalehan hakikatnya adalah output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih, kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama.

Idealnya, orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih sayang.

Agama adalah akhlak. Agama adalah peirlaku. Agama adalah sikap. Semua agama tentu mengajarkan kesantunana, belas kasih, dan cinta kasih sesama. Bila kita cuma puasa, shalat, baa al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya, kita belum layak orang yang beragama.

Tetapi, bila saat bersamaan kita tidak mencuri uang negara, menyantuni fakir miskin, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial.

Orang beragama adalah yang bisa menggembirakan tetangganya.

Orang beragama ialah orang yang menghormati orang lain, meski beda agama.

Orang yang punya solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum tertindas.

juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya. Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid, sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta kelaparan.

Ekstrinsik vs Intrinsik

Dalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasa di siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya.

Nabi Muhammad SAW menjawab dengan singkat, "Ia di neraka."

Hadis ini memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup.

Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial. Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada lingkungan sosial.

Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain.

Hal ini sejalan dengan definisi keberagaman dari Gordon W. Alport.

Alport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan intrinsik.

Yang ekstrinsik memandang agama sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan sedemikian rupa agar dia memperoleh status darinya. Ia puasa, misa, kebaktian, atau membaca kitab suci, bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lain menghargai dirinya.

Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran agama tidak menghujam ke dalam dirinya.

Yang kedua, yag intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam jauh ke dalam hatinya.

Senin, 17 November 2014

[Film Review]: Babette's Feast (1987)


*aku tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah. dengan bahasa inggris yang masih jelek.

“An artist is never poor”

First of all , i recommend you to watch this film without empty stomach. Because i bet that you will salivating over the food, it means you’re gonna miss the point. “Babette’s feast” is a film by Gabriel Axel was first release in 1987 which is based on a short story by Danish author Karen Blixen. For me “Babette’s feast” is little bit kind of religious film. Because it reminds me of The Last Supper of Jesus with his twelve disciples. And so much Christian symbols in this film.

It sets in the second half of the 19th century on Denmark’s remote Jutand coast, in a small fishing village. Most of the villagers are a fervent Protestant pastor who lived with his two gorgeous daughters, Martina and Philippa. It shows us that their entire lives have been shaped by their religious convictions. You can see by how the way they pray, worship and conduct their affairs within the context of their faith. The two daughters has a beloved suitor, and they turns them down because of his father religious vision that the wordly concerns were not valued, therefore they never married (and never educated?). The suitor are Lorenz as a young officer and Papin as a famous French opera star who has been vacationing on the Jutland coast.

After their fathers’s death, the two young women slip into unmarried middle age, doing on the pastor’s work with saintly dedication. To feed  poor. And one day, in a stormy night, Babette knocks at their door house, bring a letter from Papin who has recommend Babette to ask the sisters (Martina and Philippa) for help, because there’s a civil war in french that year. Of course, the sisters accept her offer with pleasure. Then, Babette become their unpaid servant for cleans, washes, sews and cooks the split cod and ale bread that were the villager’s staple diet.

The death of the Pastor has affect the villagers to become more often quarrelling each other and split by old revenges and jealousies. There is a scene when the villagers start quarelling, and at the same time they start to sing a hymn “Jerusalem, my heart’s true home” which is recall the pastor’s eschatological vision of a world transformed but fail to kindle the former devotion and zeal.  The sisters plan a simple feast for honoring 100th birthday of their father. And Babette offer them to preparing the feast with french meal and willing to bear the cost because she’s just won 10.000 francs in the French lottery. Eventually, the sisters allow her to prepare.

Babette proceeds to order from the Paris supplies the likes of which the sisters never tasted, never dreamed. Such as wines, live-quail and turtle. To see Barbette cooks like torturing the living things, Martina and Philippa begin to fear that something akin to a witches Sabbath is about to take place and they fearfully alert the rest of the disciples. All agree that they will attend the dinner without comment anything about Babette’s cook, as if they had no sense of taste. Two other guests, they are Lorenz and his aunt did not know about this agreement.

Babette is immersed in the astonishing, sensuous and elaborate preparations for her meal. The guests arrive, their somber, otherworldly dress and demeanor in high contrast to the sumptuous table set before them. Lorenz alone, unaware of the group's strategy to remain disengaged, is overwhelmed by the exquisite fare which unfolds in magnificence before them, course by course and liquor by liquor. He speaks of a famous Parisian chef, a woman, who in the years before the civil war, was fabled for her culinary artistry. She had made dining a love affair in which there was no distinction between the spiritual and other appetites. Surely, the general remarks, these delicacies are the very ones he had savored at the fabled Cafe Anglais.

Finally, the gusets are warmed by fine meal by what Babette’s prepareing for. The guests begin to respond each other. Old revenges and sins are forgiven.  Lorenz, told the deceased Pastor’s words, aknowledges the reality of a wolrd illuminated by love. The guests going home one by one. And make a circle and dance spontaneously as an grateful expression to God. Inside, the sisters thank Babette for her feast and learn that she was the fabled chef of the Cafe Anglais and that she will not be returning to her French again for she has spent her entire lottery winnings on the meal. With Martine and Philippa aghast, she explains that she had given everything not simply for them but because within each artist's soul is the cry to be given the chance to be the best they can be. Philippa, speaking the words Papin had spoken to her, promises that in paradise Babette will be the great artist God intended her to be.


The first minutes of the film voices raised in song: "Jerusalem, my heart's true home ..." its the most fundamental Christian symbolism comes into play. Jerusalem, as the image of a transfigured world where at the end of time, all the deepest human hopes and longings will be fulfilled. And Babette who comes mysteriously to live with the villagers, and taking on the role of servant, then finally giving all of her got to them is like a reflection or image of resurrection of Jesus Christ. Then, Ale bread as a staple diet for villagers is a symbol of Christiant too. In bible, jesus once said that ‘He is a bread of life’. Then. we can see in every church when the Christiant pray, the pastor will give a ‘thin bread’ for them, its the same what Jesus did when He gave people bread and fish in the desert. And also wine,  Most of Jesus parables were about vineyards. He used wine, wineskins, vines and winepresses to illustrate spiritual points. His fisrt miracle was turning water ini wine, isn't He? Gallons and gallons of the best wine for a party.

The appearance of Lorenz and Papin are symbols of secularism who has open minded for looking at things. Its different with the villagers who has concervative minded then it leads the villagers to prejudice for what Babette do with the meal. The things of the soul for them are paramount and soul and body are clearly demarcated. Romantic love, fine foods, aesthetic indulgence, high office and achievement are considered as negligible, even as sinister lures. This world is a passing place in which ultimate salvation is assured through the practice of works of charity, the restraint of "worldly" desires and constant vigilance against temptation.

Why this film reminds me of The Last Supper? Because the last scene of this film is the pastor’s memorial becomes a symbol of The Last Supper. Then, we can see how much people whose attend at the table, ya, they are twelve. Its the same with the number of people in ‘The Last Supper’ painting by Leonardo Da Vinci. The villagers proceed to recall the days of their early inspiration, when their Pastor was with them and life was filled with promise and miracle. Then the supper begins in earnest with Babette in the kitchen, supplying a meal her guests scarcely have eyes to see or tongues to taste. But gradually as they are fed, they awaken to the miracle taking place in their midst. That miracle resides not only in the food itself but becomes embodied in each other. Not only are the sins of their past mutually forgiven, these past lapses are seen in a new transfigured light.

Jumat, 31 Oktober 2014

Fiksi: Si Rumit [8]


udah lama gak ketemu si rumit. gak tau sejak kapan. perasaanku sih bilang, seribu tahun yang lalu deh. tapi seperti biasa, gak perlu dia hadir di depan mataku, udah sangat merepotkanku. karena bayangan tentang dia yang sanggup masuk sampe ke saraf-saraf kecil otakku dan lima triliun lebih sel-sel tubuhku. sampe saatnya mendetakkan jantungku lebih cepat. pikiranku penuh dia tanpa sisa, dan perasaan yang muncul dari hati, nyatanya berasal dari reaksi kimia dalam otak.

skenario yang keren itu terjadi dalam tubuhku. struktur primer (hipotalamus) dalam otakku gak berhenti merilis dopamin ke dalam tubuhku. dopamin itu senyawa neurotransmiter pada otak dan yang bikin orang bahagia kaya pake narkoba dan adiktif. makannya kenapa aku selalu ngerasa senang seperti tanpa ujung, apalagi kalau harus dekat dia, setiap tindakan si rumit yang paling sepele pun bikin aku senyum sendiri. mungkin ini juga yang disebut eudaimonia-nya aristoteles.

belum lama ini, aku gagal kontrol dopamin dalam otakku sendiri. jadi, waktu itu aku kirim pesan singkat ke si rumit. aku minta doa dia untuk tugas akhirku, biar penelitianku tuntas lebih awal. lalu, dia bales pesanku, dia bilang: 'gak perlu diminta, aku udah tau apa yang harus aku lakukan, kerjakan bagianmu, semoga berhasil'. beberapa detik aku hilang kesadaran, senyum-senyum sendiri, sampe diketawain tukang nasi pecel deket kosanku. jelas aku malu dan itu sungguh terjadi.

kalimat pertama dari pesan itu yang bikin aku sumringah. mungkin aku salah tafsir, tapi gak apa lah biarin aja tetep begitu. sederhana tapi aku senang. sampai sekarang pesan itu masih aku simpan. kalau seketika dopaminku berfluktuasi. aku bisa baca pesan itu kapanpun aku mau. dan sampe sekarang aku belum pernah makan nasi pecel deket kosanku itu lagi. pasti diketawain lagi. mending cuman satu orang, tapi hampir semua tim masak nasi pecel tau kejadian itu.



senyawa neurotransmiter lainnya itu serotonin, yang satu ini gak berbanding lurus dengan dopamin. kalau kadar dopamin meningkat, serotonin justru menurun. tapi punya pengaruh yang besar. karena senyawa ini yang berperan kenapa bayangan si rumit selalu sesak di kepalaku. sampe aku susah banget buat tidur, hampir setiap hari. dengan segala sensasi dan imajinasiku yang melayang-layang di kepalaku tentang si rumit. nyusahin lah pokoknya tapi menyenangkan.

katanya juga, serotonin rendah itu mirip dengan gejala penyakit kejiwaan, obsessive compulsive disorder (ocd) yang mana si penderita punya keinginan atau obsesi dan dorangan untuk mengulang -ulang perilaku tertentu. contohnya: kamu ngerasa harus ngecek pintu yang udah kamu kunci sendiri berulang-ulang atau kamu masih aja ngerasa tangan kamu kotor padahal udah cuci tangan lagi dan lagi. tapi hubungannya sama si rumit dan ocd?

bayangan si rumit yang terus konstan ada di kepalaku (obsesi) menjadi dorongan (kompulsi) untuk melakukan kontak lagi dan lagi. ini terjadi padaku juga, nggak, ini terjadi untuk semua orang yang lagi jatuh cinta. gak jarang aku sering banget punya dorongan buat sms si rumit, udah ketik pesan panjang-panjang, tapi pada akhirnya gak aku kirim. antara mendadak gak ada pulsa atau gak punya nyali. tipis. bahasa universal buat kondisi ini adalah: rindu.

reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh ku adalah alasan banyak tindakanku gak lagi rasional kalau lagi deket sama si rumit, bertindak atau bicara yang tidak seharusnya, hiperaktif. semoga gak sampe menghilangkan nalar ku, apalagi jadi gila. aku harus tau batasanku dan harus bisa kontrol itu. jangan sampe jadi seperti julius caesar yang mengorbankan segala, bahkan negaranya yang jadi kacau karena cintanya yang berlebihan untuk cleopatra.

skenario yang ada di otak ku ini adalah yang menakjubkan dan hal tak terduga dalam hidupku. dan sekarang aku gak bisa menyalahkan isaac newton lagi, kalau jatuh cinta itu bukan karena sebab hukum gravitasi yang ditemukannya, tapi reaksi kimia yang ada di otak ku. karena ini lebih dari sekedar apel yang jatuh ke tanah. dan sayangnya aku gak bisa menuntut si rumit sebagai yang mengakibatkan terjadinya reaksi-reaksi itu untuk bertanggung jawab.

... tapi minimal, mau ya aku ajak makan lagi? he he.

Rabu, 24 September 2014

Pertanyaanmu


 "jika 'semua yang berada di bawah langit mempunyai jalannya', apalah artinya tindakan manusia?"

Selasa, 23 September 2014

Ngoceh Pagi-Pagi


udah dua puluh tiga tahun lebih aku jalanin hidupku sendiri. selama itu pula aku melakukan banyak hal, mendapat banyak hal, berdosa atas banyak hal dan menyesal atas banyak hal. mungkin kalau aku kasih contoh: kenapa aku gak serius kuliah di semester pertama? kenapa gak dari dulu aku rutin baca buku? kenapa gak dari dulu aku bisa main gitar? ah, terlalu banyak, kalau air laut di bumi itu tinta, masih belum cukup jadi tinta penaku menulis semua.

mangkannya aku selalu berharap, tiap bangun pagi semua yang aku jalanin selama dua puluh tiga tahun itu cuman mimpi. kalau gak, minimal tiga belas tahun terakhir hidupku adalah mimpi. jadi, pas aku bangun nanti, aku itu masih anak sekolahan. dan beruntungnya aku jadi tau apa yang harus aku lakuin setelah bangun sebagai anak sekolahan. karena aku ingat semua yang aku lakuin dalam mimpi. aku pilih ini dan itu, gak akan melakukan ini dan itu.

ya ya ya, aku tau itu gak akan mungkin. waktu gak bisa diulang dan aku bertambah tua. kadang penyeselan masih muncul dalam hatiku. tapi sekuat mungkin aku hargai setiap detik hidupku. yang udah lalu harus bisa aku jilid jadi diktat, aku simpan di pikiranku, biar kalau lupa, aku baca lagi sehingga gak keulang kesalahan yang sama. dan atas nama semua kesalahan dan penyesalanku, sekarang udah seharusnya to turn mistakes into gold.

Sabtu, 13 September 2014

Puisi Dari Rendra


Kesadaran adalah matahari,
Kesabaran adalah bumi,
Keberanian menjadi cakrawala,
Dan perjuangan
 adalah pelaksanaan kata-kata.

W.S Rendra

Minggu, 31 Agustus 2014

[Kutipan] Jalaluddin Rumi


aku pernah baca salah satu kutipan karya jalaluddin rumi yang berkesan buat aku, gak tau judulnya apa. tapi, bunyinya seperti ini: jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama aku sebut kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup dihatiku.

dan kebetulan beberapa minggu lalu, aku nemu buku kumpulan syair rumi, judulnya kisah keajaiban cinta. buku ini disajikan dalam bentuk renungan-renungan pendek berasal dari petikan puisi-puisi dalam diwan. entah udah berapa lama usia karyanya, tapi gak lekang oleh waktu dan sarat makna. dan aku mau sedikit berbagi, tiga karya diantaranya yang aku anggap paling berkesan:

[1]
pergi, carilah keadilan
dari seorang pangeran, pemimpin yang
memiliki penglihatan.
bumi tak pernah sepi dari khalifah tuhan,
sebab sebagaimana mungkin mahluk hidup
tanpa pimpinan?
dunia kacau tanpa keadilan, hukum, atau
orang yang memegang kekuasaan.
obat bagi dunia yang sakit
dan segala penyakit adalah pedang.
kini saatnya genderang jihad akbar ditabuh!
bangkitlah, oh sufi, masukkan
ke medan pertempuran!
potong leher kedirianmu dengan lapar!
singkirkan amarah!

[2]
manakala kau telah mampu
membunuh kedirianmu yang keji, maka kau
akan mampu menjejakkan kaki di atas
menara langit ke tujuh!

[3]
bertaudanlah pada nabi
"apapun yang tuhan berikan padamu,
tentu penuh arti!"
jika kau senantiasa menanggung beban derita,
maka pintu surga akan terbuka.
jika kesusahan menghampirimu, peluklah ia
bagai seorang kawan!
jika datang siksa dari tuhan yang tercinta,
cobalah sambut ia dengan mesra!
lalu kesusahan akan melemparkan
topengnya. maka menjelmalah
hujan gula,
hingga lembutlah hati yang membara.

Kamis, 14 Agustus 2014

Meteor Perseid dan Kisah Perseus


dari bulan kemarin aku udah nungguin datengnya hari ini, fenomena langit yang gak biasa. bagiku sih, gak tau deh bagimu. fenomena ini disebut hujan meteor perseid, yang terjadi tiap bulan agustus antara tanggal sembilan sampai tiga belas tiap tahun. dan hujan meteor perseid ini adalah yang paling terang dari fenomena hujan meteor lainnya. ah, pasti bakal lebih keren dari hujan meteor yang pertama aku liat bulan mei lalu.

fenomena langit lainnya yang terjadi bersmaan dengan hujan meteor perseid ini adalah: bulan perigee, atau populernya disebut supermoon, ketika posisi bulan lebih dekat dengan bumi. disatu sisi fenomena supermoon ini buat aku takjub tapi disisi lain jadi satu ancaman buatku yang pengen liat hujan meteor, selain cuaca yang buruk. karena cahaya bulan bisa menghalangi cahaya dari meteor dan bintang-bintang di langit.

jam tiga malem tadi kami berenam berhasil liat beberapa meteor jatuh dari puncak gunung geulis deket kampus. cukup lama kami menanti, karena bulan yang terlalu terang. tapi dengan rendah hati hati, langit kasih liat meteor-meteor itu. ini kedua kalinya aku liat meteor jatuh setelah bulan mei lalu. emang sih gak sebanyak waktu itu, tapi aku puas. apalagi nonton bareng saudaraku yang lain, sambil nungguin matahari dan venus terbit dari timur.

oh ya, kenapa disebut perseied. karena titik radian hujan meteor ini berasal dari arah konstelasi perseus. kalau kamu liat ke arah timur laut saat tengah malam disana rasi bintang itu. meteor perseid ini berasal dari sisa debu komet swift-tuttle yang pernah melintasi bumi dan pertama kalinya di tahun 1862, juga memiliki periode 139 tahun. terakhir muncul tahun 1992, berarti kita bisa liat komet berikutnya kalau kita masih terus hidup sampe tahun 2126.


yang menarik lainnya tentang meteor ini asal usul namanya. perseid atau perseus. dalam mitologi yunani, perseus adalah anak dari dewa zeus dan salah satu istrinya, namanya danae. yang paling populer dari kisah perseus ini adalah ketika dia ditantang oleh polidektes untuk membawakannya kepala medusa. tau kan medusa, wanita yang sangat cantik, mungkin mirip artis: tamara bleszynski, tapi karena kesombongannya dia dikutuk dan rambutnya berubah jadi ular.

kemampuan medusa juga bisa merubah orang yang melihat matanya berubah jadi batu. perseus mensiasati itu dengan cermin perisai yang dibawanya. sampai akhirnya dia berhasil memenggal kepalanya dan membawanya pulang. di perjalanan pulang dia ketemu atlas! tau kan? kalau kamu pernah liat gambar atau patung yang lagi memikul bola bumi, nah, dialah atlas itu. yang dikutuk harus memikul dunia atau langit sepanjang hidupnya.

atlas teringat takdir tentang perseus yang membunuh medusa. lalu, dia memohon pada perseus untuk memperlihatkan kepala medusa agar penderitaannya yang harus memikul langit selamanya hilang. walaupun berubah jadi batu, atlas digambarkan seperti ini: rambunya yang putih bergelombang adalah hamparan salju di puncak gunung. bagian badannya yang gemetar adalah ngarai di lerengnya. awan yang menutupi puncaknya adalah langit yang dipikulnya.

setelah meninggalkan atlas, perseus juga melewati lautan, saat itu menetes darah medusa dari kepala yang udah dipenggalnya. dari tetesan darah itu lahirnya hewan mistis dalam mitologi yunani: pegasus. sampai akhirnya perseus menjadi raja dan meninggal. oleh zeus ditempatkannya perseus di langit dan menjadi sebuah rasi bintang dimana masih bisa kita lihat sekarang. digambarkan perseus lagi bawa kepala medusa.
***
itulah cerita singkat tentang hujan meteor perseid dan perseus. kalau kamu liat lagi nama-nama rasi bintang di atas langit, banyak yang berasal dari mitologi yunani. sepertinya menyenangkan sekali kalau kita bisa tau asal usul nama itu. emang sih, mungkin gak terlalu penting juga. tapi gak salah juga kan? kalau kata paulo coelho dibukunya 'the fifth mountain': how many times had i looked at the sky without seeing how deep it is?

Rabu, 30 Juli 2014

Catper: Klapanunggal 3

14 juli 2014

gua ketiga untukku. gua leuksa. udah prosedur dari ketua tim untuk bawa perlengkapan vertikal, srt set dan tali lima puluh meter. beratberat kami bawa ternyata gak kepake, ih. gua leuksa seidkit berlumpur. bertingkat, tapi pendek. ujung cuman lorong sempit sepanjang lima meteran. haru ngerayap masuknya.

karena pendek, kami selesai duluan di gua leuksa. doni sebagai leader mutusin untuk beresin gua ciranji yang belum selesai dipetakan. yona yang rigging, lumayan ada kemajuan lebih cepet dari biasanya. vertikal di gua ciranji bisa sampe dua puluh meteran. tapi simpulnya harus diperbaiki lagi ya, sedikit lagi jadi rapih.

setelah turun semua, kita mualu telusuri lorong horizontalnya. oh ya, gua ciranji satusatunya gua yang berair disini. dan satusatunya sumber air untuk kehidupan penduduk disini. sepanjang lorong yang kami telusuri, semuanya berarir. yang paling dalam bisa sampe selutut kaki jerapah. titik terakhir pemetaan kemarin itu sampe di sump.

14.59: ini jam dimana aku pertama kali seumur hidup masuk gua, ngelewatin sump. panjang atapnya setelah aku ukur sampe ke enam puluh enam sentimeter. lumayan bikin engap untuk pemula kayak aku gini. sempet panik, sampe jatuhin meteran ke dalam air. untungnya bisa ketemu. abis lewatin sump ini baru deh kami mulai pemetaan lagi.

beres semua pemetaan, kamu mulai naik lagi, kimul duluan baru abis itu yona. mungkin udah kecapean banget, yona jadi ilang konsentrasi. drybag yang mestinya di transfer pake tali, malah di jatuhin sama dia. mungkin niatnya biar cepet. tapi kan bahaya. untung aku dan doni yang dibawah, sigap melindungi diri.

malemnya, di basecamp, si hardi dan doni pengen bikin mie, tapi gak mau masak. ngerayu si kimul minta bikinin. awalnya nolak dengan tegas, tapi akhirnya luluh juga karena dia juga pengen. aku mah minta aja. sambil ceritacerita pengalaman hari ini dari dua tim berbeda. setelah itu baru deh kami tidur.

15 juli 2014

selagi hardi rigging di gua keempat ku, gua sipulus. aku nikmatin matahari terbit di timur, dan di barat aku liat bayangan bumi, yang berwarna sedikit gelap di garis horizon. banyak yang belum tau, emangnya udah berapa sering kamu liat langi tanpa ingin tau kedalamannya?

gua sipulus yang paling menarik dari gua yang aku masukin sebelumnya. selain besar dan luas. baru pertama kalinya aku nemu kolam guano yang luasnya delapan kali empat meter. untuk tau kedalamannya aku suruh hardi nyobain agak ke tengah, ya bisa sampe sebetisnya kaki dia deh. baunya, jangan ditanya lagi.

abis tercengang di kolam guano. aku baru sadar,  ada lorong yang awalnya kami kira cuman slop, tapi ternyata vertikal bisa hampir lebih dari dua puluh meter. sayang, peralatan kami gak cukup untuk eksplorasi ke bawah. tali yang kami bawa udah terinstalisasi di pintu awal. akhirnya kami putuskan untuk gak dieksplor dan lanjutin pemetaan chamber yang belum selesai.

di evaluasi dan briefing, sedikit ada perdebatan diantara kami karena beberapa orang merasa bertanggung jawab untuk melanjutkan eksplorasi gua sipulus yang belum selesai di hari berikutnya, padahal besok kami harus melakukan pendataan masyarakat. atas beberapa pertimbangan, ketua tim, doni, putusin untuk stick to the plan.

Selasa, 29 Juli 2014

Catper: Klapanunggal 2

11 juli 2014

jam setengah lima pagi aku baru bangun. lalu, makan sahur yang udah dimasak sama saudaraku yang piket malam itu. ah, gak sadar, disini gak ada listrik jadi gak ada tanda imsak dari masjid, dan aku masih makan sahur dengan santainya. hari ini, gua pertamaku, ujay leadernya aku pengikutnya. nama guanya, gua sigintung.

rumornya gua ini ada lorong vertikal didalamnya. jadi, kami siapsiap bawa tali lima puluh meter dan dua srt set. guanya cukup besar, ada chamber ditengahnya. dan seperti gua kebanyakan, sigintung ini punya lorong yang berlumpur. sebel. setelah explore, akhirnya ketemu lorong vertikalnya, pintunya sempit sekali, jadi si kimul aja yang rigging.

udah keren si kimul rigging ternyata lorong vertikalnya cuman empat meter aja. udah keren si kimul rigging ternyata pas naik akhirnya cukup bridging aja. selain itu, alat srt dan tali kami juga dilapisi lumpur yang tebel. ah, sebel. sebelum pemetaan, kami berempat melakukan sampling biota dalam gua. dapet sekita empat atau lima sampel.

ada satu biota, dinamain si otong, gak tau siapa yang namain, kenapa harus si otong sih? kalau aku yang nemu, mungkin namanya si james atau djokovic.dijalan pulang, saking berlumpurnya alat kami, beratnya jadi nambah dua atau tiga bahkan lima kali lipat dari sebelumnya. jadi aku dan hardi pilih untuk gotong berdua pake kayu panjang. 

lagi beratberatnya ngegendong tas itu, tibatiba ada suara kayak pohon rubuh. eh, ternyata di depan kami, si kimul lagi ngegoler ditanah, entah kenapa dan entah ngapain, tapi pohon di sebelahnya goyanggoyang, kayaknya ada satu gaya yang besar mempengaruhinya. yaudalah, tapi cukup buat kami ketawa. sedikit.

sesampainya di sungai, kami beresberes, nyuci alat juga nyuci diri, ih, liat tali yang udah berwarna coklat jadi mirip cokicoki paling panjang sedunia.

12 juli 2014

aku curiga, penyakit gak bisa tidurku bakal terus terjadi sepanajng malem disini. kayak hari ini, aku gak bisa tidur sampe denger suara yona yang lagi piket buat masak sahur kedengeran. sampe jam makan sahur aku cuman bisa meremmerem gak jelas aja, sambil nunggu dibangunin sama mereka yang piket.

hari ini adalah gua ciorai, aku masih sama hardi. dia yang sekarang jadi leadernya. kami berangkat sekitar jam enam pagi. selagi hardi rigging, aku nikmatin matahari yang baru aja muncul sedikit. sampe akhirnya muncul semua. jam setengah sembilan kami semua baru bisa masuk ke gua ciorai yang dalemnya sekitar lima belas meter.

gua ciorai juga unik, pas kami turun dari tali tepat di chamber gua itu. besar banget. yang unik di tengah chamber itu ada ornamen yang mirip podium. untuk lorong horizontalnya gua ini pendek banget. untuk sampel biota yang kami dapet gak beda jauh sama gua sebelumnya. dan ke sungai setelah penelusuran udah mulai jadi kebiasaan kami.

malemnya, pas banget kita baru mau mulai evalusai dan briefing pak enadang, kepala rt disini ternyata dateng. dengan terpaksa dan ikhlas kami ladenin dia sampe agak malem, sampe beberapa dari kami banyak yang ketiduran disengaja.

13 juli 2014

hari ini aku kebagian pike sama nida saudaraku. artinya aku yang masak sahur. tapi karena aku senior, si nida enggan bangunin aku jam dua pagi. aku baru bangun sendiri jam tiga setelah nida berhasil masak sahur sendiri. sebagai gantinya aku yang nyuci piring, gelas dan alat masak lainnya. maaf ya buat nida.

dua tim udah bergerak dari tadi pagi. sekarang aku sendiri yang harus patroli ke dua gua. ih, hari ini guanya jauh semua: gua cibedahan dan sigoler. untuk ada aulia yang mau nemenin, dia disini lagi susulan mabim caivng. aku aja dia, padahal dia mau pulang ke bandung. pas menuju ke gua, lewatin kuburan kita nyasar dikit.

pas sampai ke gua cibedahan tim doni udah hampir selesai, jadi aku tungguin dulu buat nyamoerin tim hardi setelahnya. di gua sigoler, si hardi juga ternyata udah mau selesai, tinggal beberapa stasiun lagi. tim doni mau nungguin mereka, aku dan aulia pilih pulang ke basecamp aja. sambil nunggu masak malem, aku baca buku terus tidur siang.

oh ya, kamu harus baca buku yang aku baca hari ini. buku yang ditulis rachel carson, judulnya musim bunga yang bisu. kalau judul aslinya 'silent spring'.

Catper: Klapanunggal 1

10 Juli 2014

05.23
khususnya aku, gak bisa tidur dari tadi malem. bukan karena pengen nonton piala dunia. tapi, emang udah penyakitku kalau mau hadapi hari-hari menegangkan juga menyenangkan, pikiranku pasti berhasil dikuasainya. walau gitu, di depanku sekarang tv yang masih nyala, nayangin pertandingan belanda vs argentina dan skor masih imbang.

06.33
kami udah naik bis damri ke leuwi panjang. sekarang, udah kilometer 152. biaya sekali jalan naik bis damri cuman enem ribu tapi aku yang duduk dibelakang juga ngerasain gimana rasanya menunggangi kuda rodeo sepanjang perjalanan, jadi, gak perlu lagi jauh ke spanyol.

09.04
nah, sekarang aku udah pindah bis dari damri ke bis mgi. sekarang dari leuwi panjang ke cibinong. bukan pengalaman rodeo lagi yang aku dapet. cuman bayar tiga puluh ribu, tapi khususnya aku, udah ngerasain gimana dinginnya daratan greenland dan alaska. dingin banget!

11.48
dari bis mgi, kami pindah naik angkot buat dianter sampe sekret linggih alam. dunia belum tau semenjak schumacer pensiun ternyata di indonesia, deket bogor. supir dari timur ini punya kecepatan dan akselerasi yang bikin aku inget pembalap f1 itu. jadi, aku perlu mencoret 1 list dari 'things to do before i die' untuk sekali dalam hidupku disupirin schumacher keliling jerman.

13.52
satu hari pun belum usai dari kegiatan pengembaraan ini. tapi aku udah ngerasain empat pengalaman naik mobil yang bikin aku bilang 'asu'. kali ini mobil bak yang dipaksakan jadi mobil offroad. beberapa kali kami harus turun untuk mengurangi beban di atas mobil dan bantu dorong. tapi, apalah artinya semua ini kalau tanpa dinikmati.

17.34
udah keringetan sepanjang hari. kami berempat pilih buat mandi. gak ada kamar mandi, sungai pun jadi. aku dan tiga bidadari transgender lainnya mau gak mau rtelanjang bulat, dan berebut gayung dari rantang yang cuman satu. sambil berharap selendang kami bertiga gak dicuri.

21.42
malem ini senang sekali, karena terang bulan dan rame bintang. sungguh, warga disini harus bersyukur kenapa sampe hari ini mereka belum bisa nikmati listrik dan nyala lampu. karena sesuatu yang berharaga dari langit masih sangat bisa dinikmati disini.

Telingaku

telingaku,
jauh aku mencarimu,
hingga batas ruang dan waktu.

telingaku,
lama aku menantimu,
hingga lidahku menjelma batu.

telingaku,
kini aku menyadarimu,
tak sembunyi kamu di belakang mataku.
.
karena kamu
adalah yang akan mendengarkanku,
sepanjang waktu.

Maaf (Untukku)

Gambar: princess-of-jannat.tumblr.com


it's time to forgive yourself,
it really is time.
so that you can forgive the world.

Senin, 07 Juli 2014

Si Udin & Evolusi Darwin


ah, gak ada pulang ke rumah tanpa mengeluh. mulai dari suhu kota depok yang tinggi, bikin aku selalu buka baju telanjang dada sepanjang hari dan menguncir atau menjempit rambutku yang gondrong. kadang-kadang bikin aku keliatan kayak jablay dari belakang, katanya. tapi keluhanku lebih dari sekedar alesan suhu, melainkan populasi nyamuk yang melangsungkan dan menumpang hidup di rumah orang tuaku.

gak habis pikir, seumur hidup aku tinggal di rumah orang tuaku. populasi nyamuk disana gak pernah bekurang, apalagi sampe menyentuh angka kepunahan. yang sekarang hampir punah malah: penyu belimbing atau badak jawa, kenapa gak nyamuk aja? aku curiga nenek moyang nyamuk di rumah orang tuaku itu termasuk jenis unggul dijaman purba. sehingga, jadi satu dari sekian jenis yang berhasil lolos dari seleksi alam yang ekstrim.

entahlah, tapi yang jelas. jenis nyamuk di rumah orang tuaku itu adalah salah satu dari filum arthropoda yang hebat. kemampuannya mendeteksi suhu tubuh mangsanya dan kepakan sayapnya yang bisa sampe 450 kepak per detik, juga matanya yang seperti peramal: bisa tau kemana arah tanganku memukul, apalagi ukurannya yang kecil membuat nyamuk jadi salah satu predator yang paling efisien, minimal di rumah orang tuaku.

lebih dari itu, yang aku sebel adalah tanganku yang cuman dua. gak bisa menghabisi nyamuk-nyamuk yang seneng banget berkoloni nyerang badanku. sampe akhirnya, aku beli raket nyamuk listrik yang bisa menyengat sampe ratusan volt untuk mengulang lagi sejarah holocaust jaman perang dunia dua. tapi sayang, itu semua percuma, populasi nyamuk di rumah orang tuaku gak pernah habis, malah makin banyak dan terus tumbuh.


pernah satu waktu ada seekor nyamuk yang bisa terbang lagi padahal udah kena raket listrik sampe terkapar di atas lantai, karena unik dan hebat aku sampe kasih nama buat nyamuk itu: si udin. karena si udin lah aku jadi kepikiran bakal terjadi evolusi yang pernah dibilang sama darwin tentang seleksi alam. dimana yang paling bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya lah yang akan bertahan dan melestarikan jenisnya.

darwin juga bilang, perjuangan untuk bertahan hidup yang paling berat sering terjadi di antara spesies-spesies yang paling mirip satu sama lain. mereka harus berjuang dapetin makanan yang sama. semakin sengit perjuangan untuk bertahan hidup, semakin cepet terjadinya evolusi spesies baru, yang kuat yang akan menang dan bertahan, yang lain mati. dan gak cuman sekedar makanan, faktor reproduksi juga sangat mempengaruhi.

jadi, ketika aku pake raket listrik itu, mungkin malah membuat situasi makin buruk. maksudku, terciptanya seleksi alam buatan yang aku buat sendiri. dan si udin sebagai nyamuk yang berhasil beradaptasi atau lolos dari raket listik bisa menghasilkan keturunun dan berkembang dengan keturunan yang kebal dari sengatan raket listrik dan ini akan terus terakumulasi dan tersimpan dalam gen si udin yang mampu bertahan.

ngeri juga ngebayangin kalau suatu saat nanti keturunan si udin berhasil tumbuh dan berkembang. nyamuk-nyamuk jadi kuat dan kebal sama raket listrik. dan mungkin juga kebal sama obat nyamuk bakar di ruamhmu? tapi... selama nyamuk bukan satwa langka dan dilindungi oleh pemerintah, gak apa lah kalau mau kita habisi.

Jumat, 27 Juni 2014

Hujan Akhir Juni & Puisi SDD


hari ini ada di ujung bulan juni, besok tulat udah bulan juli. aku baru aja pulang dari jatinangor ke depok, rumah orang tuaku. sial, bajuku basah. apalagi sepatuku, kerasa molekulnya sampe sela jari kakiku yang paling kecil juga celana dalamku. hujan di luar besar banget. lidahku gak berhenti menggerutu, karena basah aku gak bisa peluk ibuku. selsai mandi aku melumpuh di atas kasur, aku nontonin hujan yang gak abis-abis dari jendela kamar.

aku pernah baca artikel dimana dikatakan secara ilmiah. penjelasan bilogi yang dikaitkan dengan kajian psikologis. katanya, ketika hujan turun dan langit jadi gelap, ngebuat badan kita menerima vitamin d dari cahaya matahari lebih sedikit. dan ini mempengaruhi seratonin (sebagai neurotransmiter dari sel saraf ke sel target) mengalami penurunan level. kareni ini juga, bisa ngerubah mood seseorang jadi cenderung lebih melankolis.

seratonin juga punya pengaruh besar dengan yang namanya memori. jadi, secara psikologis dalam kondisi melankolis, alam bawah sadar bisa memanggil banyak memori termasuk ingatan tentang masa kecil, keluarga, mungkin juga mantan pacar atau apapun yang pernah kita alami sebelumnya. mungkin sekarang, hujan lagi mengajakku bicara, mau membawa aku ke cerita masa kecil dulu, dua belas tahun yang lalu.


ketika aku, hujan, lapangan rumput dan bola plastik begitu akrab. bermain bersama. sampe aku pun gak ragu buat buka baju, bertelanjang dada. juga bertelanjang kaki, berlari menari mengejar bola yang menggelinding di atas rumput. merelakan molekulnya sembunyi sampe ke sela-sela badanku yang sempit. atau sekedar menjatuhkan diri ke dalam pelukannya yang basah. sampe hujan berhenti, ninggalin baunya yang harum.

bau atau petrichor, yang gak bisa aku lupa. hasil dari kerjasama antara hujan dengan bakteri bernama Actinomycetes yang menghasilkan zat kmia dan beberapa tumbuhan yang mengeluarkan minyak selama periode kering. kombinasi dari senyawa aromatik itu terlepas ke udara dan bereaksi dengan air hujan yang jatuh. jadilah kita bisa cium bau yang disebut 'bau hujan'. bau yang menyenangkan, juga bisa bikin lelah abis main bola hilang.

kayaknya hujan sengaja basahi badanku hari ini dan bawa aku ke dua belas tahun lalu, mungkin dia marah karena aku udah gak pernah ajak dia main bareng lagi. maaf. dan maafku untuk lapangan rumput juga bola plastik. sekarang aku tau hujan kali ini adalah rindu dan keluh dan cemburu. dan terimakasih udah ingetin aku tentang itu. mungkin nanti, ketika aku udah berdamai dengan waktu. jangan segan panggil aku, untuk main lagi kaya dulu.

aku masih melumpuh di atas kasur, sekarang sambil baca buku ibuku, buku puisi karya sapardi djoko darmono. salah satu puisinya yang populer:

hujan bulan juni

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Selasa, 24 Juni 2014

[Catper] Belajar Kenal Biospeleologi


baru aja aku selesai dari rutinitas tiap akhir semester, ujian. ah, aku bisa nyelsein semuanya tanpa merasa kesulitan. kadang nyontek sih emang, tapi gak apa, berarti masih sadar kalau aku cuman manusia, yang bukan mesin penghafal segala. sekarang aku tinggal nikmatin sisa liburan yang masih dua bulan lebih. minggu pertama liburan aku isi sama saudaraku yang lain buat belajar speleologi, dari mulai pemetaan gua sampe pada aspek biologisnya atau biospeleologi.

kami pilih tempat belajarnya di tajur, bogor. dari puluhan atau mungkin ratusan gua yang tersedia di kawasan karst tajur, kami cukup pilih dua gua aja. gua cikarae dan ciduren. untuk kesana, dari jatinangor kami naik kendaraan umum sampe ke sekre linggih alam. dari situ baru deh mulai jalan kaki nyebrang sungai tua yang lebar. padahal sih gak sulit, tapi peralatan yang kami bawa di badan itu yang buat nyebrang sungai ini jadi sedikit bahaya. air beriak tanda tak dalam, katanya. itulah pedoman sebelum melangkahkan setiap kaki-kaki kami.

gak cuman sampe situ, kami juga harus jalan panjang menurun. masalahnya setiap turunan harus diawali dengan tanjakan. gak bisa ditahan ih, keringat sebesar biji-biji jagung mengucur bebas dari permukaan kulit kami. tinggal pake sabun, cukup lah buat mandi pagi itu. sampe akhirnya kami tiba di mulut gua ciduren, basecamp kami merupakan tanah lapang yang deket banget sama gua ciduren. paling juga lima meteran jaraknya.

besok paginya kami (mereka) bangun subuh buat siapin peralatan pemetaan: kompas, klinometer, meteran dan alat tulis. untuk peralatan penelitian: sendok, kuas, pinset, sarung tangan, jaring kelelawar dan botol spesimen. biospeleologi ini bisa dibilang hal baru buat kami, karena sebelumnya, setiap penelusuran gua cuman sebatas pemetaan aja. padahal kami juga tau tentang eksistensi fauna yang hidup di dalam gua.

fauna yang hidup di gua itu unik karena di dalam gua hampir tidak ada cahaya matahari yang masuk, walaupun ada zona dimana masih terlihat remang cahaya. tapi kalau udah masuk sampe kedalaman puluhan meter, lorong yang sempit dan berkelok, yang ada cuman gelap abadi. karena alesan ini, kondisi gua bisa memicu terjadinya evolusi fauna  secara fisiologi dan morfologi untuk bisa beradaptasi dan bertahan hidup di dalam gua. contohnya arthropoda, jenis ini yang akan kami jadikan bahan penelitian.

salah satu jenis arthropoda yang ada di dalam gua adalah jangkrik. jangkrik ini telah mengalami evolusi. berbeda dengan yang biasa kita temukan di kebun, jangkrik ini mereduksi organ tubuhnya, khususnya penglihatannya. karena kondisi yang gelap, organ penglihatan tidak akan berfungsi sehingga menyebabkan perkembangan organ lain untuk menggantikannya, yaitu antena untuk meraba. bedanya antenanya bisa jauh lebih panjang dari panjang tubuhnya. dan ini baru jangkrik aja, belum fauna yang lain, dari ukuran besar sampe ke mikro.

dengan kondisi lingkungan yang unik dan ekstrim seperti itu. jadi, wajar aja kalau fauna gua memiliki tingkat endemisme yang tinggi.


menggunakan teknik koleksi langsung, mulai dari mulut gua sampe ujung gua, kami mulai mengambil spesimen yang dicari. jalan perlahan sambil pasang mata pada dinding dan lantai gua juga genangan air. secara teoritis untuk koleksi spesimen berukuran besar bisa langsung pake tangan, kalau sedang pake pinset, dan yang kecil pake kuas halus. dan untuk di genangan air pake sendok. tapi, pada akhirnya kami improvisasi sendiri, gak melulu sesuai teori.

beberapa spesimen yang berhasil kami dapat, diantaranya: kalacemeti, jangkrik, kaki seribu, udang dan kepiting. dan dengan susah payah, kami juga mendapatkan satu ekor kelelawar yang kami duga dari keluarga rhinolhopus karena punya lipatan hidung yang khas (noseleaf). semua spesimen yang kami dapet langsung dimasukan ke botol atau toples yang udah diisi alkohol untuk dipreservasi. dan untuk kelelawar harus disuntik mati lebih dulu. kalau belum selsai diidentifikasi saat dilapangan, kami inden saat nanti di sekre dengan studi literatur.

yang mengesankan dari latihan penelitian ini adalah ikut tereduksinya rasa takutku akan gelapnya gua dan lubang-lubang sempit, karena merasa penelitian ini bisa merubah gua menjadi laboratorium bawah tanah yang gak ngebosenin, justru menyenangkan. setelah evaluasi akhir kegiatan, kami jadi tau kekurangan yang harus diperbaiki nanti untuk melakukan penelitian sebenarnya di sepuluh gua, di kecamatan klapanunggal. semoga pembelajaran kali ini bisa bermanfaat, kalau gak, ya dimanfaatin aja.

Senin, 16 Juni 2014

[Abstract] GFP as Tracers Inside Cells


Discover of The Green Fluorescent Protein in Local Jellyfish as Tracers Inside Cells

Muhammad S, Anggun C, Rizcha R
Faculty of Fisheries and Marine Science, University

Abstract
The green fluorescent protein (GFP) has vaulted from obscurity to become one of the most widely studied and exploited proteins in biochemistry and cell biology. Its amazing ability that GFP could be used as a tracer inside cells and tremendously valuable. It has been reported that GFP is obtained only in some genera of jellyfish, i.e Aequorea victoria. In otherwise, research on GFP from the local jellyfish of  Indonesia has not been reported, although Indonesia has many different types of jellyfish, i.e Rhizostoma sp, Scyanea sp, Cephea sp, Scyhpoza sp, Mastigias sp and Cotylorhiza sp. GFP has become well established as a marker of gene expression and protein targeting in intact cells and organisms. This paper is supposed to be a trigger to conduct research on GFP in local jellyfish as a new tool for medical purposes.

Key Words: Indonesia, Jellyfish, GFP, Cells