Jumat, 07 Maret 2014

Fiksi: Si Rumit [3]

aku pernah minta foto bareng sama si rumit tapi gak dikasih. dia bilang, dia gak suka takut nanti malah jadi fitnah. terus dia bilang, kalau aku mau liat muka dia, cukup diinget aja, karena gambar terbaik adalah yang diciptakan sama otak kita. malah bisa langsung di convert ke format .gif bisa gerak-gerak sesuai mau kamu. aku cuman bisa diem abis dia ngomong gitu. gatau mau jawab apa lagi. seolah mengamini.

ya, akhirnya aku punya gambarku sendiri tentang dia. gambar muka si rumit yang gak mungkin orang lain punya bahkan orang tuanya sendiri. temenku di jakarta nanya sama aku, kalau dia ingin liat muka si rumit yang sering aku ceritakan. aku bilang ke dia, kalau aku kasih unjuk pun akan jadi percuma kalau daya imaji mu rendah, otak dan hatimu gak akan sampai kesana.

dia itu punya tulang wajah yang simetris, seolah dibuat dengan presisi yang tinggi dan fondasi yang gak mungkin meleset supaya bisa meletakan bagian lainnya dengan tepat dan dagunya dijadikan sebagai titik ekuilibirum yang sempurna. ah, hebat kan! stephen sauvestre itu arsitektur yang gak pernah ngecewain banyak orang, buktinya menara eifel yang sampai sekarang masih ada di paris pun tetap akan indah dan dikagumi banyak orang.

aku paling senang sama bibirnya. bibirnya selalu menari dan membicarakan tentang musim bunga di taman keukenhof yang luas di belanda dan tunggu sampai kamu menghirup harumnya. dan aku paling tenang sama senyumnya. setiap si rumit tersenyum, aku bisa liat pohon-pohon maple yang memerah di pipinya seperti saat musim gugur tiba. dimana orang akan merasa nyaman duduk dibawahnya, menyaksikan daun maple berguguran sebelum musim dingin.

gak besar dan gak kecil. itu lah hidungnya yang menekuk dengan begitu artistik dan dua lekukan mungilnya pun dipahat tanpa cela. aku pernah melihat pahatan patung yang sama indahnya, mungkin kamu tau patung venus de milo, yang dipercaya sebagai penggambaran aphrodite putri zeus yang juga digambarkan sebagai dewi keindahan dalam mitologi yunani. patung itu dipahat oleh bangsa romawi seratus tahun sebelum masehi. 

ih, jujur. aku sedikit kesulitan cari kata-kata yang tepat untuk gambarin kedua matanya. sampai akhirnya aku tau apa yang harus aku katakan ke temenku. aku bilang, kalau dia pernah liat galaksi helix nebula, seperti itu lah matanya. galaksi itu ada di konstelasi aquarius yang jaraknya 700 tahun cahaya dari bumi kita, galaksi itu disebut juga sebagai 'mata tuhan'!



tapi sayangnya, galaksi itu cuman bisa dijangkau pake teleskop hubble. aku bilang juga ke temenku, kalau suatu saat berhasil liat matanya, jangan terlalu jauh dan dalam. itu cuman buat kamu terjebak di ruang angkasa, dan hati-hati gak bisa kembali. tapi lebih dari itu, aku ini pencemburu.

rambutnya? maaf kalau itu gak bisa. aku gak pernah liat sebelumnya. kalau aku liat juga pasti dia marah besar. yang ku tau rambutnya ditutupi oleh kain yang terbuat dari 'iman' yang juga menutupi sampai ke hatinya.

mungkin aku cuman bisa menggambarnya seperti itu. aku cuman menyampaikan yang pernah aku liat kok, gak lebih! sekarang gimana cara temenku itu menterjemahkan imajiku. senang rasanya buat temenku bingung. hehe.

Sedikit Tentang Hubble


entah kenapa lah, aku kalau liat gambar ruang angkasa tuh selalu merinding. gila, bayangin aja ternyata bumi ini tuh gak ada apa-apanya! bumi tuh cuman setitik debu yang tertiup angin kalau dibandingin dengan isi seluruh alam semesta. aku mati sekarang aja gak bakal mempengaruhi apapun yang ada di alam semesta ini. terus untuk apa aku hidup?

tapi aku bukan mau bahas tentang tujuan hidup. teleskop hubble selalu menarik perhatianku semenjak aku baca buku gadis jeruk karya jostein gaarder dua tahun lalu. 

kenapa namanya Hubble? udah biasa banget kalau orang yang menemukan sesuatu hal baru pasti dinamain sama dengan si penemu. ya, namanya edwin powell hubble. dibuat seukuran satu bus kota transjakarta mungkin. hubble terbang pake pesawat ulang alik atlantis dan udah 23 tahun dia ada diatas sana semenjak 1990.

kamu gak tau terimakasih kalau kamu gak kenal sama teleskop ini! asal kalian tau ya, gambar-gambar yang kita saksikan tentang ruang angkasa itu sebagian besar adalah karena jasa teleskop ini yang bisa mengambil gambar ruang angkasa sampai sejauh 10 milliar tahun cahaya dari bima sakti! hublle berhasil membuka mata manusia tentang alam semesta! lebih dari separuh perubahan pemahaman manusia terhadap alam semesta berasal dari objek-objek foto teleskop hubble pada kawasan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya!

ini salah satu citra yang diambil sama teleskop hubble, gila, aku gak berhenti merinding dari tadi, liat bumi aja gak keliatan, terus kita ini siapa?! kita ini apa?!

omega centauri

tapi bener loh, menurutku peran teleskop hubble selama dua dekade ini sangat penting bagi umat manusia, dari pada hal lain yang udah ada di bumi, karenanya manusia sanggup menjelajahi alam semesta sampe sejauh miliaran tahun cahaya.

orang juga menyebut teleskop hubble ini sebagai mata semesta. lucu ya? kita ini kan manusia bagian dari alam semesta sementara hubble dibuat untuk melihat semesta. jadi, setelah miliaran tahun semenjak alam semesta ini terbentuk barulah alam semesta bisa membuat perangkat untuk melihat dirinya sendiri. (gadis jeruk: 181).

"Dongeng hebat apakah yang sedang kita jalani dalam hidup ini, dan yang masing - masing dari kita hanya boleh mengalaminya untuk waktu yang sangat singkat? Mungkin teleskop ruang angkasa akan membantu kita untuk mengerti lebih banyak tentang hakikat dongeng ini suatu hari. Barangkali di luar sana, dibalik galaksi - galaksi, terdapat jawaban apa sebenarnya manusia itu"  - Gadis jeruk: 182

Manusia Yang Tidak Pernah Puas


aku jadi inget temenku seorang russia, namanya veronica. kamu bisa liat wajahnya. cantik ya? dia seorang ortodoks. pintar. dan dia cinta sama indonesia. sekarang aja lagi di padang untuk magang. sengaja milih indonesia karena katanya: hangat.

aku kenal dia udah lama, sekitar tiga tahunan. kita sering saling kirim surel. aku belajar bahasa inggris sama dia. kalau kalimatku ada yang salah dikoreksi sama dia. baik ya? sampai kemarin aku buka-buka lagi surel yang dia kirim dua tahun lalu. dan aku nemu kutipan yang mungkin aku sendiri baru sadar, kalau itu punya makna baik yang cukup dalam.


"You know while one dreams of seeing snow, the other thought thinks how it would be great if it was always warm. funny isn't it?" - Veronica, my friend across the sea.


dia nulis itu, dia juga ngirim gambar bunga yang membeku di deket rumahnya di moskwa. waktu itu lagi musim dingin. ngeliat fotonya jadi ikutan kedinginan. iyalah, aku nulis ini sambil duduk di luar malem-malem gak pake baju dan ini jatinangor.

setelah baca kutipan dari pero (aku manggilnya begitu), dia, mengingatkan ku lagi kalau kita cuman manusia yang tidak pernah merasa puas. ketika lagi musim panas, aku pengen musim hujan cepetan dateng. ketika musim hujan kaya gini, aku pengen musim panas yang dateng. dan beberapa contoh kasus lainnya, aku (kita) tak pernah terpuaskan akan suatu hal, selalu aja merasa kurang ini dan itu, dasar manusia!

secara umum, kebutuhan itu merupakan keinginan manusia akan sesuatu yang memenuhi kelangsungan dan kepuasan hidupnya. padahal kebutuhan itu sifatnya gak terbatas, makannya setiap kebutuhan kamu yang terpenuhi, rasanya selalu pengen yang lain lagi. dan terus begitu gak berhenti. dan kebutuhan itu gak selalu nyata, yang abstrak juga ada. kaya kamu pengen dihargai, dihormati atauh bahkan dicintai.

nah, menurutku itu bisa terjadi karena aku (kita) belum memahami betul apa itu kebutuhan dan keinginan. padahal dua hal itu beda loh! keinginan itu hasrat, hasrat akan sesuatu bila gak terpenuhi sebenernya gak merubah hidup kamu, tapi kebutuhan adalah sebaliknya. bila hasrat itu gak terpenuhi berpengaruh sama kelangsungan hidup kamu. jadi, kayaknya aku (kita) harus bisa jadi dewasa untuk membedakan itu, untuk merasa cukup.

tapi, jangan pernah merasa cukup untuk mencari ilmu ya dan mengetahui isi alam semesta ini. jadikan itu, sebagai kebutuhan yang harus  kamu penuhi. sampai mati.


last but not least, 
kata-kata pero itu menyadarkanku kalau ternyata aku sekarang masih hidup. dan aku juga masih seorang manusia.

Rabu, 05 Maret 2014

Fiksi: Si Rumit [2]

di ruangan itu ada meja lebar, biasa aku dan semua saudaraku buat sekedar main laptop atau ngopi kalau diluar lagi ujan dan gak bisa duduk di taman depan. tapi hari itu yang bikin beda aku duduk berhadapan sama si rumit. dia lagi sibuk ngerjain tugas, aku pun begitu. tapi pura-pura. biar dikiranya rajin. aku cuman pengen duduk kaya gini terus, liatin dia diem-diem, berulang-ulang. nikmatin sesuatu dan seseorang yang gak terjelaskan ini.

beberapa kali aku ketangkep basah ngeliatin dia. tapi dia gak komentar apa-apa. dia malah kasih senyum, senyumannya seger. mungkin karena itu senyuman pertama dia di hari itu. dan sungguh, senyumnya manis bangeeet. dan kayanya juga kalau senyumnya dibawa ke medan perang di irak bisa buat perang sama amerika berhenti. kebayang kan kerennya kaya apa?


pas gak sengaja kita berdua saling menatap, dari mataya aku berhayal di masa lalu aku sama dia itu sepasang tardigrade. katanya, kami itu mahluk paling tua di bumi dan masih hidup sampe sekarang bahkan mungkin satu milyar tahun ke depan. ukuran kami sangat kecil, sampe sulit diliat pake mata biasa. kami berdua selalu berada dimanapun: dasar samudra, puncak himalaya, pantai atau di ujung kutub utara dan selatan.
 
uniknya lagi sepasang tardigrade bisa hidup sangat lama dan dalam keadaan ekstrim sekalipun. bisa kami berdua mampu hidup tanpa air dan dengan suhu berapapun bahkan dengan radiasi sekuat yang manusia pernah tau. pernah kami di bawa ke luar angkasa untuk diuji daya tahan tubuh kami di ruang hampa udara dan terpapar sinar kosmik. jadi, kalau ada perang nuklir atau bencana alam cuman kami, sepasang tardigrade, yang bisa tetap hidup tanpa cela.

senang rasanya kalau kami berdua bisa mengulang hidup seperti di masa lalu. tapi sebagai sepasang manusia. di atas itu adalah foto kami berdua waktu menjadi tardigrade, jelek ya wajahnya? tapi siapa sangka kalau kami bisa hidup berdua dengan cobaan seberat apapun?

biar gak sepi, karena aku pun diem-dieman aja gak ngobrol sama dia, aku niat buat muter lagu. tapi kayaknya ga mungkin lagu yang kusuka, karena hampir pasti beda selera. makannya aku tanya dia waktu itu tentang lagu yang dia suka, dia bilang lagu kesukaannya a whole new world, lagu yang ada di film disney: alladin. terus aku tanya lagi lagu lainnya dia bilang, gak ada. itu aja. sampe aku nulis ini, sekarang. aku masih terus berusaha buat bisa mainin gitar dari lagu itu, tapi susaaah. tapi harus bisaaa.

tiba-tiba dia bangun dari duduknya, ambil tas, bergegas tapi gak tergesa. aku tau, tinggal beberapa detik lagi aku bakal duduk sendirian di sini. ah, waktu emang gak pernah berlimpah. satu jam dia udah duduk di depanku. sayangnya, satu jam itu kenapa cuman 60 menit? kenapa bukan 7845 menit? sebelum dia pergi, aku harus pastiin, kalau aku kuat buat merindu sampe waktu bisa ketemu dia lagi selanjutnya.

setelah itu dia pamit, gak lupa ucap salam. sambil senyum yang terakhir buatku di hari itu. lalu muncul dialog imajiner dari kepalaku, seakan si rumit bilang: gak apa kan kalau kamu harus nunggu lagi? dalam hidup ini kita harus bisa sedikit merindu. tapi seperti biasa aku lupa jawab salamnya. dia marah. sedikit. aku juga gak bisa nawarin nganter pake vespaku. di luar hujan ditambah vespaku masih mogok. aku pinjemein aja payungku.

sial. mulai hari itu dia selalu buat aku kerepotan karena harus merindu, karena bingung harus ngomong ke siapa. walaupun di setiap rindu itu yang bisa bikin si rumit lebih mempesona dari pada sebelumnya.

Selasa, 04 Maret 2014

Dari Segelas Kopi


should i kill myself or have a cup of coffee? - A. Camus

kalau aku baca lagi kutipan Camus diatas, agak berlebihan juga. sampai dia harus rela mati kalau gak bisa minum kopi. apa dia begitu sukanya sama kopi? sekarang dia udah mati. semoga dia bisa minum kopi tiap hari 'disana'. soalnya kalau seingatku yang ditawarin tuhan di surga cuma anggur, madu dan susu. gak ada kopi. tapi kalau dia masuk neraka aku harap Camus gak lupa untuk bawa kopi dari bumi, biar bisa nyeduh kopi pake api neraka. kalau gitu, semoga juga dia bukan penikmat kopi susu, karena susu adanya di surga.

tapi kalau gak ada surga neraka, semoga dia dipindahin ke ladang kopi terbaik sealam semesta dan bisa ngopi bareng dewa dan bidadari-bidarari kopi.

eh, tapi jujur aku gatau nasib Camus disana sebenernya gimana, aku juga gatau Camus penikmat kopi atau bukan, itu cuman celoteh aja. walaupun sebenernya aku sepakat sama kutipan Camus, tapi ga se-ekstrim itu. 

aku udah suka sekali dengan kopi bahkan sebelum tuhan kepikiran buat ciptain kopi di bumi. tiap pagi dan tiap hari harus ada kopi. aku sampai gak bisa memahami apa itu arti 'bahagia' kalau gak ada segelas kopi di atas mejaku. mendingan hapus aja kata 'bahagia' dari KBBI kalau gak ada segelas kopi. nanti aku ajukan ke balai pustaka.

kopi itu banyak banget macemnya. tapi yang menarik perhatianku selama ini cuman kopi hitam atau kamu mengenalnya kopi tubruk. gak kaya cappucino atau machiato yang penyajiannya dan penampilannya pun harus punya konsep. tapi kalau kopi hitam, sekilas kopi hitam tidak peduli dengan penampilan dan seolah tidak membutuhkan kemampuan khusus untuk membuatnya. tapi tunggu sampai kamu hirup harumnya, aromanya.

padahal membuat kopi hitam itu kuncinya ada pada temperatur air dan takaran yang tepat. gak semudah yang dibayangkan. sama seperti hidupmu kan? kamu harus tau bagaimana mengisi hidupmu dengan tepat agar menjadi segelas kopi yang enak.

dulu aku sering banget disuruh-suruh bikin kopi sama ayahku dan selalu diomelin kalau gak enak. katanya biar aku tau bagaimana cara bahagiain orang dan biar orang lain bisa bahagiain kamu. jangan sampai orang lain atau tamu merasa kecewa karena segelas kopi, karena aku juga gak mau dibuat kecewa ketika bertamu karena si tuan rumah gagal membuat segelas kopi yang enak. semacam hukum karma mungkin. aku sepakat, karena aku percaya hukum karma.

sekarangpun aku sedang menikmati segelas kopi hitam yang aku bikin sendiri, aku gak suka yang terlalu manis. takut daibetes ah! setiap meminum kopi aku selalu merasa seperti jatuh cinta yang berulang-ulang tiap hari, karena kopi membuat jantungku berdebar lebih kencang dari biasanya.


pesan:
semanis apapun kamu membuat kopi, tetap akan terasa pahit. karena kopi tetaplah kopi. begitu pula dengan hidup dan jangan menilai kopi dari gelasnya dan warnanya. semewah apapun gelasnya sampai kamu menyadari kalau kamu sedang menikmati pahit yang sama dengan yang lain. begitu pula dengan hidup.

Senin, 03 Maret 2014

Fiksi: Si Rumit [1]

aku gak menduga, dia yang baru aku kenal beberapa bulan ini, yang berhasil menguasai pikiraku sampai sekarang. aku memanggilnya si rumit. kenapa si rumit? karena aku gak mau kamu tau nama aslinya. pasti nanti kamu cari. dia orang bandung, ayah ibunya juga pasti orang bandung. rumahnya juga di riung bandung, serba bandung. tapi dia gak pernah ngomong sunda, aneh kan?

dia juniorku di kampus. mukanya gak secantik dian sastro, tapi hatinya lebih cantik dari sophia latjuba. dia juga taat agama. dia marah kalau aku gak jawab salamnya. masalahnya aku sering lupa. dia rajin banget solatnya. pernah aku nungguin dia solat, sekali. dan itu lama banget. sampe akhirnya aku tau, karena liat dia sholat dengan gerakan yang hati-hati dan mungkin paling khusuk diantara saudaraku yang lain. sunahnya juga jarang kelewat.

aku juga seneng ngajak dia makan. tapi dia pasti gak mau pergi berduaan. maunya bertiga, padahal aku udah bilang sama dia kalau pergi berdua juga sebenernya bertiga, sama setan. pernah aku berhasil ngajak dia makan berdua, tapi gak mau jalan samping-sampingan. pasti nyuruh aku jalan di depan. pas aku tanya, katanya laki-laki itu harus bisa memimpin. ih, padahal dia juga udah tau warung nasinya pak fitroh ada dimana.

aku nulis ini di tempat favoritku. di taman pinggir danau. sekarang lagi adem dan awannya gelap. ada juga suara geluduk. kayaknya mau turun salju. udah lima hari gak ketemu sama si rumit, lima hari ini aku pulang ke jakarta, dipanggil papa mama disuruh abisin makanan yang ada di kulkas rumah. gak sabar ka nangor lagi, ketemu si rumit. mau denger lagi dia ngomelin aku yang gak jawab salamnya, mau denger lagi dia nolak ajakanku makan berdua. gak masalah, yang penting bisa liat mukanya dan matanya, juga rasain hatinya.

oh, dia juga ngekos deket kampus loh. tapi pesantren, bukan kosan. tiap hari kerjaannya juga ngaji. aku tebak sih dia bisa khatam kitab suci tiap minggu. kalau aku terakhir khatam sih sepuluh tahun yang lalu. langsung selametan deh. memalukan? aku sampe cari tau jadwal ngajinya dia, biar aku tau tiap hari apa aja dan jam berapa aja aku bisa ketemu dia.

besok aja deh aku lanjutin nulisnya kalau dia ada di depanku, mau benerin vespaku dulu biar bisa nawarin dia anter jemput ke pesantren.

Sabtu, 01 Maret 2014

Gandhi


The love for all living creatures is The most noble attribute of man –
Charles Darwin, Naturalist

Hampir empat tahun sudah aku berdiri bangga sebagai anggota Palawa Unpad. Banyak hal yang aku lalui bersama saudaraku. Dan hampir seluruhnya aku habiskan di sekretariat. Bukan berarti Palawa tidak pernah operasional ke luar ya! Naik gunung, arung jeram, panjat tebing atau susur gua pun sudah aku alami di sini, tapi berbagai hal tentang keorganisasian pun aku pelajari. Di sekretariat.

Semua romantisme ini aku peroleh ketika kami berada di rumah, komplek UKM Barat Unpad. Layaknya rumah yang kamu huni bersama orang tua mu. Kami sebisa mungkin memperindah dan membuat senyaman mungkin untuk di huni belasan anggota. Lantai dua yang menjadi luxury room untuk kami memejamkan mata setelah beraktifitas seharian. Ada juga living room untuk menonton bersama tiap malam. Ada juga taman yang kami buat dengan sederhana dengan bangku – bangku taman yang masih kuat untuk kami duduki.

Guk! Guk!”
Suara Gandi menyalak mendengar aku membawa bungkusan berisi sampah. Itulah insting seekor anjing, khususnya Gandi. Selalu menaruh harapan apa yang ada dalam setiap kantung keresek itu dapat ia makan. Maklum kami selalu memberinya makanan sisa yang kami makan, kalau beruntung dia bisa mendapat daging ayam yang terpaksa aku tidak habiskan. Bukannya tidak sanggup membelinya makanan khusus anjing, tapi kami memang sengaja membangun mental yang kuat bagi Gandi untuk bertahan hidup. Hidup itu keras, Gandi!

Aku secara pribadi paling bangga dengan Gandi, karena dia merupakan keturunan yang paling baik dari saudaranya yang lain. Bisa dilihat dari postur tubuhnya yang gagah dan macho dengan rambutnya yang tebal warna keemasan. 11 : 12 lah dengan anjing ras Golden. Jadi, lebih sering aku menyisakan makanan hanya untuknya seorang. Memanjakan Gandi juga merupakan sesuatu yang menyenangkan. Membiarkan dia mendengkur, menyandar di atas kaki ku. Mengelus – elus badannya. Menggemaskan!  Apalagi dia sering mengikuti kami binjas keliling Unpad atau memastikan aku aman berjalan sampai ke gerbang lama.

Bisa dibilang Gandi ini paling perkasa dari dua saudara lainnya, dan paling berkuasa dari ibunya. Kenapa bisa aku menyimpulkan seperti itu? Suatu hari aku pernah memberi makan khusus untuk Wolfie.  Sedang asyik – asyik makan, Gandi datang tiba – tiba, hanya perlu sedikit menggeram cukup membuat Wolfie menyingkir. Begitu juga dengan kasus ketika aku memberi makan saudara perempuannya, Bule. Jadi bisa dikatakan dialah si anjing super, yang berkuasa.

Tapi tahukah kamu kalau Gandi si anjing super ini juga merupakan anjing yang penakut! Sebelum aku menulis catatan ini, sore tadi setelah kami binjas. Gandi dengan tiga anjing lainnya menyalak dengan keras. Selidik punya selidik ternyata mereka sedang bertengkar berebut makanan dengan seekor kucing, ya seekor kucing. Kucing ini dengan tenangnya menghadapi empat ekor anjing! Tapi tak ada keberanian sedikitpun dari anjing – anjing untuk menyerang kucing itu! Sambil menunggu kesempatan kucing itu berhasil mencuri makanan anjing – anjing itu. Apalagi di tonton oleh belasan panitia ospek dari fakultas yang sedang mengantri toilet mushola. Dan mereka bersorak atas kekalahan keempat anjing itu, seakan mendukung si kucing. Ah, memalukan!

Tapi memiliki Gandi bukan berarti tanpa tantangan. Sering kali kami harus bersilat lidah dengan orang – orang yang tidak mendukung keberadaan anjing – anjing itu. Kebanyakan dari mereka adalah korban yang dikejar oleh Gandi. Gandi akan mengejar bila kamu adalah orang baru yang dia lihat. Andai mereka tahu kalau Gandi tidak akan mengejar atau menggigit, kalau korban tidak berlari menghindar. Dari beberapa kasus dan dari tiga tahun ini kasus digigit oleh anjing – anjing itu yang tercatat: hanya sekali. Kalau kata Marilyn Monroe: Dogs never bite, just humans.

Pernah suatu ketika, di malam hari dua orang berteriak kea rah Gandi seakan Gandi mengerti apa yang diucapnya. Dengan mengangkat balok kayu yang siap untuk dihempas kea rah Gandi. Untungnya aku berada di sana, percobaan pembunuhan itu pun gagal. Pernah juga ada yang meminta izin untuk mengasingkan anjing – anjing itu ke tempat penampungan. Tapi kami selalu minta agar Gandi tetap disini, kecuali ketiga anjing lainnya, kami persilahkan untuk diambil. Tapi percobaan itupun selalu gagal karena ujung – ujungnya tidak ada yang berani mendekati mereka.

Padahal cukup hadapi Gandi sebagai mahluk tuhan dan dia akan menghargai kamu sebagai manusia.

Tantangannya bukan itu juga, seperti pacar, sering kali Gandi membuat aku patah hati. Dia selalu menjadi seekor anjing yang penurut. Tapi dengan satu ketentuan. Aku harus membawa makanan. Begitu juga perlakuannya terhadap orang lain. Kalu orang lain sudah membawa makanan, dia tidak akan mempedulikanku yang ada di belakangnya.

Berbeda dengan kisah wayang yang pernah aku baca, Yudhistira salah satu dari anggota Pandawa. Mengadakan sebuah perjalanan menuju surga bersama Pandawa lainnya dan Drupadi istrinya serta seekor anjing yang setia mengikutinya. Perjalanan itu tidaklah mudah, banyak rintangan yang mereka hadapi dan anjing itu tetap setia mengantarkan mereka sampai empat Pandawa dan Drupadi wafat sebelum sampai ke surga. Mereka tidak sampai ke surge karena dosa yang telah diperbuat di bumi. Kini tinggal hanya Yudhistira dengan anjingnya yang akhirnya samapi ke Puncak Meru (surga). Dewa Indra sang penjaga surga akhirnya mempersilahkan mereka melanjutkan perjalanan ke surga dengan kereta. Tapi Yudhistira menolak pergi tanpa anjingnya.

Karena kebaikan hati Yudhistira anjing itu ternyata berubah menjadi Dewa Dharma dan memuji kesetiaan persahabatan yang dilakuakn oleh Yudhistira dengannya, dengan menjelma menjadi seekor anjing.  

Mungkin Gandhi tidak akan mengantarkan aku ke surga atau berubah menjadi Dewa Dharma seperti pada cerita Mahabrata itu. Tapi aku sangat menikmati persahabatan ‘semu’ dengannya. Belajarlah dari cerita Mahabrata, biarlah dia hidup dengan instingnya sebagai binatang dan kita harus menghargainya sebagai mahluk tuhan. Dan Gandi, menjadi 1 dari 1000 alasan mengapa aku harus kembali pulang ke sekretariat.

Catatan:
Tulisan di atas dibuat pada bulan Agustus 2013, hari pertama bulan November, Gandi dimasukkan ke dalam karung dan dibawa dari area hidupnya selama ini.
Gandi adalah generasi ke sekian dari anjing yang pertama datang sendiri ke sekretariat Palawa, Dogi, tahun 2008. Beberapa keterunan Dogi hidup, mati dan hilang. Kini anjing yang turun-temurun di sekitar komplek UKM Barat Unpad itu sudah lenyap.