Sabtu, 01 Maret 2014

Gandhi


The love for all living creatures is The most noble attribute of man –
Charles Darwin, Naturalist

Hampir empat tahun sudah aku berdiri bangga sebagai anggota Palawa Unpad. Banyak hal yang aku lalui bersama saudaraku. Dan hampir seluruhnya aku habiskan di sekretariat. Bukan berarti Palawa tidak pernah operasional ke luar ya! Naik gunung, arung jeram, panjat tebing atau susur gua pun sudah aku alami di sini, tapi berbagai hal tentang keorganisasian pun aku pelajari. Di sekretariat.

Semua romantisme ini aku peroleh ketika kami berada di rumah, komplek UKM Barat Unpad. Layaknya rumah yang kamu huni bersama orang tua mu. Kami sebisa mungkin memperindah dan membuat senyaman mungkin untuk di huni belasan anggota. Lantai dua yang menjadi luxury room untuk kami memejamkan mata setelah beraktifitas seharian. Ada juga living room untuk menonton bersama tiap malam. Ada juga taman yang kami buat dengan sederhana dengan bangku – bangku taman yang masih kuat untuk kami duduki.

Guk! Guk!”
Suara Gandi menyalak mendengar aku membawa bungkusan berisi sampah. Itulah insting seekor anjing, khususnya Gandi. Selalu menaruh harapan apa yang ada dalam setiap kantung keresek itu dapat ia makan. Maklum kami selalu memberinya makanan sisa yang kami makan, kalau beruntung dia bisa mendapat daging ayam yang terpaksa aku tidak habiskan. Bukannya tidak sanggup membelinya makanan khusus anjing, tapi kami memang sengaja membangun mental yang kuat bagi Gandi untuk bertahan hidup. Hidup itu keras, Gandi!

Aku secara pribadi paling bangga dengan Gandi, karena dia merupakan keturunan yang paling baik dari saudaranya yang lain. Bisa dilihat dari postur tubuhnya yang gagah dan macho dengan rambutnya yang tebal warna keemasan. 11 : 12 lah dengan anjing ras Golden. Jadi, lebih sering aku menyisakan makanan hanya untuknya seorang. Memanjakan Gandi juga merupakan sesuatu yang menyenangkan. Membiarkan dia mendengkur, menyandar di atas kaki ku. Mengelus – elus badannya. Menggemaskan!  Apalagi dia sering mengikuti kami binjas keliling Unpad atau memastikan aku aman berjalan sampai ke gerbang lama.

Bisa dibilang Gandi ini paling perkasa dari dua saudara lainnya, dan paling berkuasa dari ibunya. Kenapa bisa aku menyimpulkan seperti itu? Suatu hari aku pernah memberi makan khusus untuk Wolfie.  Sedang asyik – asyik makan, Gandi datang tiba – tiba, hanya perlu sedikit menggeram cukup membuat Wolfie menyingkir. Begitu juga dengan kasus ketika aku memberi makan saudara perempuannya, Bule. Jadi bisa dikatakan dialah si anjing super, yang berkuasa.

Tapi tahukah kamu kalau Gandi si anjing super ini juga merupakan anjing yang penakut! Sebelum aku menulis catatan ini, sore tadi setelah kami binjas. Gandi dengan tiga anjing lainnya menyalak dengan keras. Selidik punya selidik ternyata mereka sedang bertengkar berebut makanan dengan seekor kucing, ya seekor kucing. Kucing ini dengan tenangnya menghadapi empat ekor anjing! Tapi tak ada keberanian sedikitpun dari anjing – anjing untuk menyerang kucing itu! Sambil menunggu kesempatan kucing itu berhasil mencuri makanan anjing – anjing itu. Apalagi di tonton oleh belasan panitia ospek dari fakultas yang sedang mengantri toilet mushola. Dan mereka bersorak atas kekalahan keempat anjing itu, seakan mendukung si kucing. Ah, memalukan!

Tapi memiliki Gandi bukan berarti tanpa tantangan. Sering kali kami harus bersilat lidah dengan orang – orang yang tidak mendukung keberadaan anjing – anjing itu. Kebanyakan dari mereka adalah korban yang dikejar oleh Gandi. Gandi akan mengejar bila kamu adalah orang baru yang dia lihat. Andai mereka tahu kalau Gandi tidak akan mengejar atau menggigit, kalau korban tidak berlari menghindar. Dari beberapa kasus dan dari tiga tahun ini kasus digigit oleh anjing – anjing itu yang tercatat: hanya sekali. Kalau kata Marilyn Monroe: Dogs never bite, just humans.

Pernah suatu ketika, di malam hari dua orang berteriak kea rah Gandi seakan Gandi mengerti apa yang diucapnya. Dengan mengangkat balok kayu yang siap untuk dihempas kea rah Gandi. Untungnya aku berada di sana, percobaan pembunuhan itu pun gagal. Pernah juga ada yang meminta izin untuk mengasingkan anjing – anjing itu ke tempat penampungan. Tapi kami selalu minta agar Gandi tetap disini, kecuali ketiga anjing lainnya, kami persilahkan untuk diambil. Tapi percobaan itupun selalu gagal karena ujung – ujungnya tidak ada yang berani mendekati mereka.

Padahal cukup hadapi Gandi sebagai mahluk tuhan dan dia akan menghargai kamu sebagai manusia.

Tantangannya bukan itu juga, seperti pacar, sering kali Gandi membuat aku patah hati. Dia selalu menjadi seekor anjing yang penurut. Tapi dengan satu ketentuan. Aku harus membawa makanan. Begitu juga perlakuannya terhadap orang lain. Kalu orang lain sudah membawa makanan, dia tidak akan mempedulikanku yang ada di belakangnya.

Berbeda dengan kisah wayang yang pernah aku baca, Yudhistira salah satu dari anggota Pandawa. Mengadakan sebuah perjalanan menuju surga bersama Pandawa lainnya dan Drupadi istrinya serta seekor anjing yang setia mengikutinya. Perjalanan itu tidaklah mudah, banyak rintangan yang mereka hadapi dan anjing itu tetap setia mengantarkan mereka sampai empat Pandawa dan Drupadi wafat sebelum sampai ke surga. Mereka tidak sampai ke surge karena dosa yang telah diperbuat di bumi. Kini tinggal hanya Yudhistira dengan anjingnya yang akhirnya samapi ke Puncak Meru (surga). Dewa Indra sang penjaga surga akhirnya mempersilahkan mereka melanjutkan perjalanan ke surga dengan kereta. Tapi Yudhistira menolak pergi tanpa anjingnya.

Karena kebaikan hati Yudhistira anjing itu ternyata berubah menjadi Dewa Dharma dan memuji kesetiaan persahabatan yang dilakuakn oleh Yudhistira dengannya, dengan menjelma menjadi seekor anjing.  

Mungkin Gandhi tidak akan mengantarkan aku ke surga atau berubah menjadi Dewa Dharma seperti pada cerita Mahabrata itu. Tapi aku sangat menikmati persahabatan ‘semu’ dengannya. Belajarlah dari cerita Mahabrata, biarlah dia hidup dengan instingnya sebagai binatang dan kita harus menghargainya sebagai mahluk tuhan. Dan Gandi, menjadi 1 dari 1000 alasan mengapa aku harus kembali pulang ke sekretariat.

Catatan:
Tulisan di atas dibuat pada bulan Agustus 2013, hari pertama bulan November, Gandi dimasukkan ke dalam karung dan dibawa dari area hidupnya selama ini.
Gandi adalah generasi ke sekian dari anjing yang pertama datang sendiri ke sekretariat Palawa, Dogi, tahun 2008. Beberapa keterunan Dogi hidup, mati dan hilang. Kini anjing yang turun-temurun di sekitar komplek UKM Barat Unpad itu sudah lenyap. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar