Sabtu, 07 Juni 2014

Fiksi: Si Rumit [6]

kamu pernah gak ngerasa terkadang waktu itu berlalu cepet banget, terkadang juga lima detik terasa lama banget? contohnya lima detik terlama dalam hidupku itu ketika harus nunggu iklan tokobagus yang berubah jadi olx sebelum kamu nonton video di youtube. ngeselin lah. tapi, delapan jam bisa lebih cepat dari lima detik, ketika aku satu ruangan sama si rumit. hari ini. 

karena apa yang aku alami hari ini, delapan jam satu ruangan sama si rumit buat aku sadar kalau waktu ternyata bukan hanya sekedar ditentukan dan diukur dengan jam yang nempel di dinding kamar atau lembaran-lembaran kalender. tapi ternyata waktu itu ditentukan oleh hati kita sendiri, hati untuk merasakan waktu. tergantung gimana kita menjalani waktu tersebut. karena waktu adalah kehidupan dan kehidupan berpusat dalam hati (Novel Momo, hal 67)

delapan jam satu ruangan sama si rumit itu kerasa cepet banget mungkin karena aku menikmatinya. tapi sayang, aku gak bisa berbuat banyak untuk penuhi rinduku. selama delapan jam, aku cuman bisa penuhi rindu telingaku untuk denger suara dia yang sopan dan pelan. selama itu juga, aku cuman bisa penuhi rindu mataku untuk liat senyum dia diam-diam. padahal di lidahku ada seribu hal yang ingin aku ceritakan untuk telinganya. tapi itu sesuatu yang gak mungkin aku lakuin, karena kali ini, kangen sama si rumit itu sama kaya ketika kamu ngerasa homesick dan homeless dalam satu waktu, juga ngerasa sangat dekat sekaligus jauh.


baru aja aku selesai nonton acara tv kesukaanku dari national geographic yang aku unduh semaleman kemarin. cosmos: a spacetime odyssey judulnya. aku nonton episode ke enam, tentang atom karbon yang membentuk semua kehidupan di alam semesta ini. termasuk tubuh kita, semua mengandung atom. lalu, ada satu scene dimana aku langsung inget tentang si rumit! ketika ada anak laki-laki yang menyentuh pipi temen perempuannya pake telunjuknya. dipikir-pikir udah berapa kali aku sentuh kaki atau tangan si rumit tanpa sengaja? dua atau tiga kali, mungkin. aku lupa. dan dia selalu kesel dan cemberut.
 
setelah itu, pembawa acaranya si neil tyson, scientist dan juga astronomer, ngejelasin kalau sebenarnya kita tidak benar-benar saling menyentuh satu sama lain. tapi hanya dalam skala atom, artinya: atom itu sangat-sangat kecil, gak bisa diliat pake mata gitu aja. dalam setiap butir atom mengandung nukleus (proton dan neutron) yang dikelilingi oleh awan elektron. dan awan elektron ini memproduksi medan energi yang tak terlihat sehingga bertindak sebagai shock absorber untuk saling menolak. karena medan energi itulah yang membuat butir-butir atom yang ada di telunjuk anak laki-laki itu saling menolak dengan atom yang ada di pipi si perempuan.


gak hanya contoh kasus di atas tapi setiap peristiwa yang terjadi di bumi ini, nukleus atau inti dari sebuah atom tidak akan pernah saling bersentuhan satu sama lain. ketika kita merasakan sensasi sentuhan, sebenarnya adalah hanya medan energi yang dihasilkan awan elektron yang saling tumpang tindih dan memukul mundur satu sama lain. 

ih, untuk si rumit, jadi kamu gak perlu kesel lagi ya kalau suatu saat aku gak sengaja nyentuh tangan atau kaki kamu, karena ternyata kita gak pernah benar-benar saling bersentuhan. tapi udah kebayang sama aku, kalau itu terjadi dan aku kasih alasan kayak gini sebagai pembelaan, pasti kamu gak akan terima he he.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar