"anak sekolah"
(Sumber Gambar: trisetyobudi.blogspot.com)
Jatinangor yang katanya merupakan
kawasan pendidikan, adalah kecamatan yang tidak terlalu besar dan terdapat lima universitas populer di Indonesia. Aku pikir kurang tepat kalau label
kawasan pendidikan ini hanya atas dasar alasan itu saja atau karena sebagian
besar populasi penduduknya didominasi oleh mahasiswa, tapi justru mahasiswa
atau yang terdidik itu merupakan para
pendatang saja. Miris melihat pribumi jatinangor sendiri masih banyak yang
belum menyelesaikan pendidikannya, bahkan tamat sekolah dasar pun tidak.
Fakta menunjukan masih terdapat anak usia sekolah di jatinangor
yang tidak bersekolah. Kita menyebut anak-anak seperti ini ‘anak putus sekolah’.
Fenomena putus sekolah diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah
ekonomi. Untuk mengantispasi hal ini pemerintah telah banyak mencanangkan
program yang dapat membantu anak untuk terus bersekolah seperti BOS, BSM dan
yang terbaru adalah kartu sakti: Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Bantuan yang telah disebutkan di
atas merupakan bentuk lain dari bantuan materi atau uang dengan sasaran
keluarga atau anak usia sekolah yang terkendala biaya agar dapet bersekolah
dengan gratis. Tapi fakta lain di lapangan ternyata tidak selamanya anak putus
sekolah adalah anak yang tidak mampu membiayai sekolahnya. Ada beberapa anak
yang ditemukan justru tidak mau sekolah karena faktor motivasi dan psikologis. Seperti si A yang tidak mau bersekolah lagi karena malu sudah telat satu tahun tidak bersekolah, seperti si B yang tidak mau bersekolah lagi karena takut dijahili oleh teman-temannya.
Apakah pemerintah selalu
menganggap bantuan yang berorientasikan uang dan barang akan selalu menjadi
kunci dalam menanggulangi anak putus sekolah? Apakah pernah pemerintah
meletakan faktor motivasi dan psikologi tersebut pada proposi yang penting, sepenting bantuan uang dan barang? Apakah karena faktor tersebut dikategorikan
sebagai kehendak pribadi individu sehingga tidak menjadi perhatian pemerintah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar